TAJAM BERANI TERPERCAYA

Showing posts with label AGAMA. Show all posts
Showing posts with label AGAMA. Show all posts

Saturday, January 28, 2023

MASJID AGUNG AL-IMAM MAJALENGKA SELENGGARAKAN TABLIGH AKBAR ISRA`MI`RAJ NABI MUHAMMAD SAW

Majalengka Bersholawat bersama Sayyid Seif Alwi Ba’alawy

 

Lintas majalengka

Majalengka Bersholawat Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Tausiah bersama :

" Sayyid Seif Alwi Ba’alawy "

Pimpinan Majlis Ahbaburosul Indonesia

 

Kegiatan akan di selenggarakan pada Hari Sabtu Pagi

Tanggal,  27 Rajab 1444 H / 18 Pebuari 2023 M

Pukul 8.00 WIB s/d Selesai

Tempat : Masjid Agung Al imam kabupaten Majalengka

Jln : Masjid depan Alun - Alun kabupaten Majalengka

Sampaikan kepada yang lain.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya.” HR. Imam Muslim

Share:

Monday, January 2, 2023

Ustadz Dani Aziz Surdiana . S.Hum Dalam, "MAKNA TERCAPAINYA TUJUAN "

Intinya dalam mencapai apa pun persatuan, koordinasi serta kerjasama yang baik sangat diperlukan

" Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk".

MAKNA TERCAPAINYA TUJUAN

Oleh: Ustadz Dani Aziz Surdiana . S.Hum

 Lintas Majalengka

Satu tim atau kelompok terdiri dari beberapa orang inti dan beberapa orang tim atau kelompok lain yang berada di luar dan pekerjaan yang berbeda. Mereka adalah sebuah kesatuan, yang dapat saling membantu untuk menciptakan kemenangan. Meskipun yang nampak hanyalah pelaku inti saja, tetap saja para pemeran pendukung pun sangat diperlukan.

 

Tidak jarang ada pelaku utama egois merasa sudah besar dan mampu sendiri agar namanya semakin terpandang, hal ini biasanya menjadi salah satu faktor kekalahan. Koordinasi yang baik dalam sebuah kelompok sangat penting untuk dilakukan, pastikan jangan sampai ada salah satu anggota egois seperti itu.

 

Masing-masing anggota memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu mengharumkan atau memenangkan sebuah tujuan, mereka dengan menghasilkan kemenangan. Jika tidak ada kerjasama yang baik, maka kemenangan tersebut akan sulit dicapai.

 

Banyak terdengar bahkan terlihat beberapa kekalahan yang terjadi, hal itu karena tidak adanya koordinasi yang terarah, sehingga masing-masing menjadi terpecah belah. Dari sini dapat diambil kesimpulan, bahwa kesatuan dan persatuan sangatlah penting untuk mewujudkan kemenangan kesuksesan dalam tujuan bersama.

Intinya dalam mencapai apa pun persatuan, koordinasi serta kerjasama yang baik sangat diperlukan.

Selamat Memahami

 

Share:

Sunday, January 1, 2023

SETEGUK KOPI MALAM TAHUN BARU 2023 MASEHI

Sejatinya tahun baru masehi tidak memiliki makna khusus dan hanya merupakan momentum pergantian tahun saja. Pergantian tahun adalah hal yang patut disyukuri. Hal ini dikarenakan momen ini muncul kesempatan baru, harapan baru untuk berikhtiar menjadi lebih baik lagi.

oleh: Ustadz Dani Aziz Surdiana . S.Hum

SETEGUK KOPI MALAM TAHUN BARU 2023 MASEHI

Lintas Majalengka

Tahun baru masehi di Indonesia identik dengan suka cita, keramaian, dan pesta kembang api.

Kayaknya sudah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat merayakan pergantian baru dengan mengadakan berbagai acara.

Diberbagai pelosok masyarakat nampak tumpah ruah di jalanan untuk merayakan momen tersebut untuk melihat dan menyaksikan berbagai hiburan yang diadakan berbagai pihak

Sejatinya tahun baru masehi tidak memiliki makna khusus dan hanya merupakan momentum pergantian tahun saja. Pergantian tahun adalah hal yang patut disyukuri. Hal ini dikarenakan momen ini muncul kesempatan baru, harapan baru untuk berikhtiar menjadi lebih baik lagi.

Hukum merayakan tahun baru masehi,  banyak kalangan yang memperbolehkannya, termasuk mengucapkan selamat tahun baru tersebut.

Tidak sedikit ulama salaf dan khalaf yang memandang pergantian tahun dari sudut sosial. Terlebih bila hidup di tengah keragaman agama, budaya dan tradisi. Maka, banyak ulama yg berfatwa, tidak ada larangan mengucapkan atau merayakan tahun baru.

Artinya, boleh dilakukan dalam kehidupan sosial (mubah) dan tidak masuk dalam kategori bid’ah (tidak sunah), bahkan bila dalam merayakannya ada kebaikan yang muncul, maka kegiatan itu menjadi kebaikan.

Namun walau pun begitu kita selaku umat islam harus punya pedoman bahwa perayaan tahun baru jangan diisi dengan kemaksiatan atau hal-hal yang terlarang apalagi hingga mengikuti hawa nafsu yang tak terkontrol atau mengikuti kebiasaan yang tidak baik dalam merayakan momentum pergantian tahun tersebut.

Datangnya tahun baru patut kita syukuri dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif dan bersyukur atas ni'mat yang diberikan yang maha kuasa kepada kita hingga taun baru sekarang.

Mengartikan tahun baru sangat sensitif apalagi dan hal itu tergantung pemikiran, niat dan cara yang kita lakukan.

Dengan datangnya tahun baru masehi ini, mari kita tingkatkan  keimanan dan ketakwaan kita dengan melakukan pekerjaan dan cara yang baik dan benar menurut agama kita.

Alfaddani Addutaksir


 

 

Share:

Friday, December 30, 2022

SEBUAH CATATAN: MUHASABAH AKHIR DAN AWAL TAHUN, SUDAHKAH KITA BERSYUKUR KEPADA ALLAH ?

 ” Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, begitupun ungkapan itu menjadi senada dengan “ Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin dan tahun yang akan datang harus lebih baik dari tahun ini. 

 

Editor: Ki Manunggal Rasa

  Muhasabah Akhir dan Awal Tahun: Sudahkah Kita Bersyukur kepada Allah?

Sungguh tak terasa oleh kita semuanya bahwa hari ini Jum’at tanggal 30 Desember tahun 2022 yang merupakan Jum’at terakhir di tahun 2022, tentunya tidak akan lama lagi kita akan memasuki tahun baru 2023 Masehi, banyak hal yang harus kita renungi dan kita ambil Hikmah, ada sebagian keterangan yang harus kita teladani yaitu” hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, begitupun ungkapan itu menjadi senada dengan “ Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin dan tahun yang akan datang harus lebih baik dari tahun ini.

 

Semoga ini menjadi kenyataan untuk menghadapi tahun 2023 masehi dengan selalu merenungi akan nikmat-nikmat yang Allah anugerahkan kepada umat manusia sangatlah melimpah dan tidak dapat dihitung. Kesehatan, harta, mata, telinga, lisan, anak yang berbakti, istri yang shalihah, teman yang setia, tetangga yang baik dan masih banyak lagi yang lain adalah nikmat- nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Meskipun demikian, kebanyakan manusia tidak bersyukur. Bahkan banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa hal-hal tersebut adalah nikmat dan anugerah dari Allah ta’ala. Banyak pula di antara kita yang tidak mengetahui hakikat syukur dan bagaimana cara bersyukur.

Allahsubhanahu wata’ala berfirman:

 

Maknanya: “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang memberikan anugerah pada umat manusia. Hanya saja kebanyakan umat manusia tidak bersyukur (kepada-Nya)” (QS. Ghafir: 61)

Syukur ada dua macam. Ada syukur yang wajib dan ada syukur yang sunnah. Syukur yang wajib adalah tidak menggunakan nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita untuk berbuat maksiat kepada-Nya. Jadi bersyukur kepada Allah atas nikmat lisan adalah tidak mengatakan perkataan yang diharamkan oleh Allah. Bersyukur kepada Allah atas nikmat telinga adalah dengan tidak mendengarkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Bersyukur kepada Allah atas nikmat mata adalah dengan tidak melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Bersyukur kepada Allah atas nikmat harta adalah dengan tidak membelanjakannya untuk perkara yang haram.

Adapun syukur yang sunnah adalah mengucapkan dengan lisan pujian yang menunjukkan bahwa Allah-lah Sang Pemberi nikmat dan yang menganugerahkannya kepada para hamba-Nya, semisal dengan ucapan al-hamdulillah. Pemberian nikmat kepada hamba adalah murni anugerah dan karunia dari Allah, bukan kewajiban bagi-Nya. Karena memang tidak ada sesuatu pun yang wajib bagi-Nya. Allah ta’ala berfirman:

 

Maknanya: “Dan nikmat apa pun yang ada pada kalian adalah dari Allah. Kemudian jika kalian terkena mara bahaya, maka hanya kepada-Nya-lah hendaknya kalian memohon” (QS. an-Nahl: 53)

Sebagian orang sama sekali tidak bersyukur. Dan sebagian yang lain bersyukur tetapi tidak secara sempurna. Orang-orang yang sama sekali tidak bersyukur kepada Allah adalah mereka yang takabbur sehingga tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh para nabi. Mereka tidak mau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para utusan-Nya dan juga hari akhir. Mereka meyakini kekufuran dan menolak tauhid. Mereka ini tidak bersyukur kepada Allah ta’ala sama sekali. Karena mereka telah meninggalkan kewajiban yang paling dasar dan paling utama, yaitu iman yang Allah jadikan sebagai syarat diterimanya amal kebaikan. Mereka ini termasuk yang dimaksud

dengan firman Allah ta’ala:

Maknanya: “Dan Kami (Allah) menghukumi amal (yang mereka anggap baik) yang mereka lakukan (dalam keadaan tidak beriman), maka Kami jadikan amal mereka seperti debu yang bertebaran (tidak berguna dan tidak diterima).” (QS. al Furqan: 23)

 

Allah telah memuji Nabi Ibrahim dalam firman-Nya:

Maknanya: “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam panutan nan taat kepada Allah serta berpaling pada agama yang lurus. Dan ia tidak pernah termasuk orang-orang musyrik. Dia adalah orang yang bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya.” (QS. an-Nahl: 120-121)

Dalam kitab tafsirnya, ath-Thabari mengatakan:

“Maknanya Ibrahim tulus bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Dan dalam bersyukur kepada Allah atas nikmat- Nya tersebut, Ibrahim tidak menjadikan sekutu bagi-Nya.” Artinya, syukur Nabi Ibrahim kepada Allah diwujudkan dengan beriman kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Sedangkan orang-orang yang syukur mereka tidak sempurna adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tapi masih meninggalkan kewajiban dan melakukan perkara yang diharamkan. Keadaan mereka di akhirat tergantung kehendak Allah. Jika Ia berkehendak, mereka diampuni oleh-Nya dan langsung dimasukkan surga. Dan jika Ia berkehendak, mereka tidak diampuni oleh-Nya lalu dimasukkan ke dalam neraka beberapa lama. Akan tetapi walau bagaimanapun, seseorang yang mati dalam keadaan beriman, pada akhirnya semuanya akan dimasukkan ke dalam surga.

 

Jika keluhuran budi dan akhlak yang terpuji menuntut kita untuk membalas sesama hamba yang berbuat baik kepada kita dengan berterima kasih dan berbuat baik kepadanya, maka lebih utama bagi kita untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada kita. Imam al Junaid pernah ditanya tentang apa itu syukur. Beliau menjawab:

 

 “(Syukur yang wajib adalah) tidak bermaksiat kepada Allah dengan nikmat- nikmat-Nya.”

Seseorang yang menunaikan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh perkara yang diharamkan, maka ia adalah hamba yang syaakir. Kemudian, jika ia tidak disibukkan dengan nikmat sehingga melalaikan syukur kepada Sang Pemberi nikmat, dan ia menyadari betapa agungnya nikmat Allah yang selalu melingkupinya dan perasaan itu semakin kokoh dalam dirinya serta ia memperbanyak amal-amal kebaikan lebih dari kewajibannya, maka ia disebut hamba yang syakuur (pandai bersyukur). Hamba yang syakuur lebih sedikit jumlahnya daripada hamba yang syaakir. Allah ta’ala berfirman:

 

Maknanya: “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang mencapai derajat syakuur” (QS. Saba’: 13)

Jadi, orang-orang bertakwa yang bersih dari dosa dan tidak disibukkan dengan nikmat sehingga melalaikan syukur kepada Dzat Pemberi nikmat, adalah orang-orang yang sangat jarang dan sedikit di antara kaum muslimin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maknanya: “Umat manusia itu ibarat seratus ekor unta. Hampir tidak kamu dapati di antara mereka yang layak untuk ditunggangi dalam perjalanan jauh.” (HR. Muslim)

Dalam hadits ini terdapat sebuah isyarat bahwa kebanyakan orang memiliki kekurangan. Sedangkan orang-orang mulia yang zuhud terhadap dunia, mengejar kebahagiaan akhirat dan memenuhi syukur dengan sempurna, jumlah mereka sangat sedikit. Orang-orang pilihan tersebut ibarat satu unta yang layak dijadikan sebagai hewan tunggangan, di antara sekelompok unta yang ada. Satu unta ini yang bagus dan layak dikendarai untuk perjalanan jauh di antara sekelompok unta tersebut.

Demikian renungan akhir tahun yang  singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

Share:

Translate

Arsip

  • 1 (22)
  • 12 (26)