TAJAM BERANI TERPERCAYA

Thursday, December 22, 2022

REGUKAN KOPI PAGI AL-FADANI ANTARA HATI DAN PIKIRAN

Foto Kang Faddani Bersama Kiyai Sepuh KH. HC. Sarkosi Subki
 

REGUKAN KOPI PAGI AL-FADANI ANTARA HATI DAN PIKIRAN

Kamis, 22 Desember 2022

oleh: Ustadz Dani Aziz Surdiana . S.Hum 

Sebenarnya, Allah SWT telah menunjukkan kepada kita melalui berbagai ajaran yang dibawakan-Nya oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. Mengajarkan kita untuk dapat memelihara kejernihan hatinya. Karena didalam hati kita sudah tertanam sifat – sifat “Illahiah” dari Tuhan. Seperti, sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya.

Karena itu kuatan hati ini sangat “powerfull” untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Sederhananya, hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci yang berada didalamnya.

Dalam dunia modern banyak sekali berbagai godaan kehidupan yang seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menggunakan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati kita terbelenggu. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan kita.

Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Hal ini yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Pernahkan kita ingat pertama kali kita ingin berbuat jahat, ada bisikan halus yang selalu mengingatkan kita jangan lakukan itu. Itulah hati, namun seringkali kita justru menghiraukannya. Kita lebih percaya kepada pikiran kita yang tidak mau kalah dengan hati berusaha meyakinkan diri kita dengan berbicara “sudahlah tidak apa-apa, sekali-kali boleh”. Mulai saat itu sebenarnya kita telah terjebak permainan pikiran kita sendiri. Lebih parahnya lagi kita jadi terbiasa di manipulasi oleh pikiran kita yang membuat_‘sekali-kali boleh_, itu menjadi sebuah kebiasaan dan pada akhirnya membentuk karakter diri kita yang kurang baik.

Untuk itu, kita, lebih baik menggunakan hati kita yang jujur dari pada pikiran kita yang cenderung manipulatif. Memang awalnya serasa sulit, namun percayalah kita akan melihat perbedaan seiring waktu kita menggunakannya. Jernihkanlah hati terus menerus, jangan berfokus hanya pada pikiran belakan. Karena jika hati bersih, pikiran kita pun akan bersih. Serta, Jadikanlah hati nurani kita sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Baik maslah, maupun persoalan akan terlewati secara indah, damai dan gampang. "Al-Fadani)

 

Share:

1 comments:

Translate

Arsip

  • 1 (22)
  • 12 (26)